Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat Datang di BLOG-SITE Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Watulimo, Semoga Bermanfaat!.

Motto Bersama

Selamat Belajar, Berjuang dan Bertaqwa.

Mutiara Hikmah

Pemuda Hari ini adalah Pemimpin Hari Esuk (Masa Depan).

Kalam Hikmah

Sebaik-baik Manusia adalah yang Baik Akhlaqnya dan Bermanfaat buat Manusia Lainnya.

Kontak Kami

Hubungi Calon Mertua Kami .. Hehehehe.

Senin, 23 Oktober 2017

Materi Ke CBP an

Corps Brigade Pembangunan (CBP) merupakan lembaga yang dibentuk pada tahun 1963 dalam hal itu di latar belakangi peristiwa persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan istilah “ Gayang Malaysia “, peristiwa politik tersebut yang berkaitan dengan persengketaan antara Repuplik Indonesia dengan Malaysia memperebutkan daerah Kalimantan Utara  (Serawak).

            Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk lebih jelas conteks_nya yaitu politik luar negeri, terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Emperalisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya diwilayah Malaysia. Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera membentuk Sukarelawan Perang dan siap menggayang Malaysia.

            Intruksi Presiden tersebut secara lansung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya diwilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulaqma yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar.

            Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Djogjakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan di barengi dengan parade militer  Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Mengganyang Malaysia.

            Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan Negara dan Bangsa untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan ini yang merupakan Embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian dikenal dengan “doktrin Pekalongan”

Secara etimologi  Corps berasal dari bahasa Inggris yang memilki arti kesatuan dalam komando,  Brigade berarti pasukan yang disiapkan untuk bertempur dan Pembangunan, memiliki arti membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara terminologi Corps brigade pembangunan berarti suatu lembaga yang dibentuk dalam satu komando untuk mengawal pembangunan.    

Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk sebagai komandan tehnis CBP, rekan harun rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan di latih kemiliteran serta keamanan guna mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan kemanan yang tidak menentu pada saat itu.

Kemudian, pada tahun 1965 saat terjadinya peristiwa G 30 S PKI. CBP sangat berperan aktif dalam upaya memberantas PKI dan antek-anteknya.  Ghirrah Patriotisme Pelajar tersebut setelah terjadinya perubahan rezim dan perubahan kondisi sosial politik Indonesia semakin surut. CBP menjadi sebuah nama yang semakin tenggelam. Hingga kemudian masa kepemimpinan Hilmi Muhammadiyah Ketua Umum PP IPNU pada tahun 1999 CBP dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa Tengah. Pendeklarasian kembali ini merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan kontribusinya secara lebih luas pada Era reformasi yang sedang gencar-gencarnya diteriakkan oleh masyarakat seluruh Indonesia.

Kemudian rekan Hilmi Muhammadiyah menunjuk rekan
 Agus Salim untuk menjadi Komandan Nasional  CBP. Pasca ditunjuk sebagai Kornas CBP, rekan Agus Salim sangat gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ketingkatan ranting,  Hingga memasuki kongres XIII tahun 2000 di Makasar yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum IPNU, selanjutnya ditunjuklah Rekan Edisyam Risdiyanto komandan Nasional.

 Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang terangkum dalam peraturan organisasi/lembaga, penjabaran peraturan organisasi/lembaga serta sistem pendidikan dan pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan CBP diseluruh Indonesia. Rumusan-rumusan tersebut dibukukan pada masa itu yang disahkan pada masa kepemimpina Al Amin Nur Wahab Nasution sebagai PJ Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar Anas.

Perjuangan CBP tidak berhenti sampai disitu saja, pada Kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Rekan Mujtahidur Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan program CBP sebelumnya dibawah komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.

Pada masa ini lebih banyak difokuskan pada praktek terjun kelapangan terutama bidang SAR dan kepalang merahan, disebabkan seringnya terjadi bencana skala nasional misalnya terjadinya Tsunami di Aceh, Tanah Longsor di Banjar Negara, Banjir bandang di Jember, Gempa Jateng-Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat. Pada periode ini pula CBP yang bergerak di empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam difokuskan menjadi 3 bidang yakni : Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan yang ditetapkan dalam Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006 bertempat di Wisma Depag Jakarta Selatan. Program ini berlanjut hingga Kongres IPNU  XV di Asrama haji Pondok Gede Jakarta, 9 – 12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan selanjutnya menunjuk Rekan Alvin M Hasanil Haq sebagai Komandan Nasional.

Pada masa ini banyak hal yang dilakukan dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP diantaranya : Kemah Pelajar Hijau dalam Rangka Diklat Peduli Lingkungan 6 – 8 April 2007 di Ponpes Wali Songo Gomang Singgahan Tuban, Workshop Ke-CBP-an 17 – 20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda pati. Tidak sampai disitu saja CBP juga ikut serta dalam berbagai event kemanusiaan misalnya pada saat terjadi Banjir Bandang di Jakarta.

    Hasil Workshop di Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan Rakornas yang kemudian terselenggara pada 22 – 25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini diputusakan beberapa hal yang bekaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan CBP yang semula Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan menjadi Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Bela Negara, kemudian juga pada Rakornas pada saat itu merubahan nama dari Corps Brigade Pembangunan menjadi CORPS BARISAN PELAJAR.

Pada kongres 14 terpilihnya Ahmad Syauqi kemudian menunjuk rekan Randi Ridwan sebagai KORNAS berikutnya. Namun selama 1 th berjalan CBP tidak mengalami kemajuan yang signifikan akhirnya melalui mekanisme reshufle Ahmad Syauqi menunjuk rekan Muhammad Syahrialmenggantikan Randi Ridwan dan pada workshop CBP tanggal 26 – 28 Juni 2010 di Sidoarjo terjadi beberapa perubahan yang signifikan pada tubuh CBP yakni :

1.  Perubahan nama CORPS BARISAN PELAJAR dikembalikanmenjadi CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
2. Mekanisme Lembaga yang sebelumnya DEWAN KOORDINASI menjadi DEWAN KOMANDO
3.  Peraturan Organisasi dan Peraturan Administrasi (PO/PA) menjadi Peraturan Lembaga dan Administrasi (PLA) yang kemudian disahkan padaRAKORNAS Peraturan Diklat menjadi Petunjuk Pelaksanaan Teknis Operasi Pendidikan dan Pelatihan (Juklak Tekops Diklat)
4.   Nomor Induk Anggota sebagai dasar pembuatan Database CBP Hasil Workshop di sidoarjo dibawa dan disahka di RAKORNAS Pontianak pada tanggal 29 Juli - 2 Agustus 2010.
FUNGSI

Lembaga Corp Brigade Pembangunan berfungsi sebagai :
1.      Fungsi kaderisasi
Suatu wadah perekrutan kader kader potensial IPNU
2.      Fungsi Komunikasi
Wadah komunikasi antara IPNU, masyarakat, dan pemerintah
3.      Fungsi pengembangan sumber daya manusia
Lembaga Corp Brigade Pembangunan merupakan lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menciptakan kader yang memiliki kualitas di lingkungan IPNU melalui jenjang pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan.
a.       Fungsi kepeloporan dan pengabdian
Lembaga Corp Brigade Pembangunan merupakan pelopor penggerak program-program IPNU dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

TUGAS POKOK
1.   Melaksanakan kebijakan IPNU
2. Berpartisipasi dalam kegiatan pendahuluan bela negara, sosial kemanusian, pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan.
3.   Berpartisipasi dalam pendampingan dan penguatan kader demi tercapainya kesejahteraan.
TANGGUNG JAWAB

1.  Memantapkan dan menjaga keutuhan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ di semua tingkatan.
2. Turut serta menjaga keutuhan bangsa, memelihara lingkungan agar terhindar dari kerusakan dan pengerusakan, serta menjalankan peran sosial kemanusiaan
TINGKATAN

1. Dewan Komando Nasional Corp Brigade Pembangunan ( DKN CBP ) untuk CBP tingkat pusat

2. Dewan Komando Wilayah Corp Brigade Pembangunan ( DKW CBP ) untuk CBP tingkat pusat.

3. Dewan Komando Cabang Corp Brigade Pembangunan ( DKC – CBP ) untuk CBP tingkat cabang

4. Dewan Komando anak cabang Corp Brigade Pembangunan ( DKAC – CBP ) untuk CBP tingkat anak cabang.

5.  Peleton untuk CBP tingkat Ranting dan Komisariat

Materi Ke KPP an

A.     Latar Belakang Lahirnya KPP

Lembaga Korp Pelajar Putri (L-KPP) merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan keputusan Konbes I IPNU-IPPNU pada tanggal 28 Oktober 1964 di Pekalongan-Jawa Tengah. Pada awal terbentuknya lembaga ini bernama Corp Brigade Pembangunan-wati (CBP-wati) yang merupakan wadah bagi pemuda dan pelajar NU untuk mengkokohkan barisan dalam mengimbangi munculnya berbagai barisan yang berkibar dari panji-panji komunis. Dalam perjalanannya CBP-wati mengalami stagnasi dan selanjutnya diputuskan dalam amanat Kongres XII IPPNU di Makasar-Sulawesi Selatan dengan perubahan nama menjadi KPP yang kemudian untuk mengukuhkannya ditetapkan dalam Kongres XIII IPPNU di Surabaya-Jawa Timur.

B.     Visi
Mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kwalitas kader-kader IPPNU.

C.     Misi
Berpartisipasi aktif ikut membangun Negara Republik Indonesia dengan mengibarkan panji-panji NU disetiap pengabdiannya dalam bidang kepanduan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan.

D.  Tujuan
Wadah untuk melatih diri, memantapkan motivasi dan mengembangkan kreatifitas dalam meningkatkan SDM dan membangun loyalitas serta mempererat hubungan anggota IPPNU (L-KPP) dengan lingkungan masyarakat.

E.     Bentuk
Lembaga Korp Pelajar Putri (L-KPP) adalah Lembaga Semi Otonom IPPNU.

F.   Pengertian (L-KPP)
Lembaga Korp Pelajar Putri (L-KPP) merupakan suatu lembaga pengembangan SDM dalam bidang lingkungan alam, kepanduan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan.

G.  Lambang (L-KPP)
1.    Bentuk kuncup bunga warna putih
2.    Garis tepi berwarna hijau dengan arti kesuburan
3.    Bintang sembilan berwarna  emas yang berarti rohmatal lil alamin
4.    Bumi berwarna biru berarti kedamaian dan semangat yang kuat
5.    Buku terbuka mempunyai arti belajar tanpa henti
6.    Tulisan KPP dengan tinta hitam
7.    Peta Indonesia warna hijau

H.  Seragam
1.    Pakaian Dinas Harian (PDH)
a.   Warna hijau lumut
b.   Baju lengan panjang tanpa manset dengan dua saku didepan
c.   Rok panjang dengan bentuk span belah tutup
d.   Jilbab berwarna putih segi tiga
e.   Sepatu fantauvel warna hitam

2.    Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
a.    Kaos berwarna biru dongker dengan tulisan Korp Pelajar Putri berwarna putih.
b.    Celana berwarna biru dongker dengan dua saku disamping dan saku dibelakang.
c.     Jilbab kaos berwarna putih.
d.    Sepatu kets warna hitam.
e.    Topi pet warna gelap.

I.   Tingkatan (L-KPP)
1.      Dewan Koordinasi Nasional (DKN) untuk tingkat Pusat.
2.      Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) untuk tingkat Wilayah.
3.       Dewan Koordinasi Cabang (DKC) untuk tingkat Cabang.
4.      Dewan Koordinasi Anak Cabang (DKAC) untuk tingkat Anak Cabang.

5.      Regu Korp Pelajar Putri (Regu-KPP) untuk KPP tingkat Ranting, dan Komisariat Perguruan Tinggi.

Materi AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

1.   PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

Kalimat Ahlussunnah Waljama’ah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari tiga kata yaitu :
a.       Ahlun artinya : Golongan, keluarga, kelompok
b.       Assunnah artinya : sesuatu yang  berasal dari Rosullah bai barupa perkataan (qoulunnabi) perbuatan (fi’lunnabi), dan ketabahan nabi (taqrirunnabi)
c.        Al-Jama’ah artinya : Jamatus shohabah, Khulafaurrasyidin, Assawwadul ‘adhom (golongan mayoritas islam) Jadi pengertian Ahlussunnah Waljama’ah ialah: Golongan pengikut setia ajaran Islam yang murni sebagaiman siajarkan dan diamalkanoleh rosullah beserta para sahabatnya.

2.  ASAL MULA ISTILAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Istilah Ahlussunnah Waljama’ah dengan pengertian di atas berasal dari hadits rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani sbb:

Yang artinya: “telah berpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah berpecah belah umat Nasrani atas 72 golongan dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa” sahabat bertanya : siapakah yang selamat itu? Nabi menjawab : “Ahlussunah Waljama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah Ahlusunah Waljama’ah itu?” nabi menjawab : “apa yang aku perbuat hari ini dan para sahabatku”.
3.      LATAR BELAKANG KELAHIRAN AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH

Pada zaman Rasululah SAW tidak pernah timbul peredaan pendapat dikalangan umat Islam karena semua masalah dapat ditanyakan kepada Nabi dan langsung mendapat jawaban dari Nabi.

Dizaman Khulafaurrasyidin (11H- 14H) mulai timbul sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hokum rumah tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.

Perpecahan dikalangan umat Islam mulai timbul pada akhir pemerintahan Usman bin Afffan karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi asal Yaman yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi penndukung Ali bin Abi Tholib melahirkan golongan Syi’ah.

Pada tahun 37 H terjadilah perang shiffin antara ali dan Muawiyyah yang diakhiri dengan majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim memisahkan diri dari Ali dan mendirikan golongan khawarij.Mereka memandang bahwa pelaku majlistahkim hukumnya kafir.Berbagi macam kejadian tersebut adalah tumbuh dan berkembang sebenarnya karena persoalan politik.

Pada sat-saat yang demikian ini, maka ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang pada hakekatnya adalah ajaran islam yang dipraltekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya dipopulerkan kembali dan disistemkan oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan imam Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang aqidah, oleh Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali dalam bidang Syari’ah, oleh Imam Junaid al Baghdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang akhlak / tasawuf
4.  PRINSIP SIKAP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Sebagai gerakan pemelihara kemurnian ajaran islam, kaum Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip antara lain sebagi berikut :

a. At tawasuth ( Jalan Tengah )

Dengan prispip ini kita akan selalu mejadi kelompok yang dapat diterima oleh semua pihak dan selalu menghindari segala bentuk pendekatan bersifat ekstrim

b.   I’tidal ( Adil / Tegak Lurus )

Dengan sikap I’tidal kita harus berpegang kepada norma-norma yang sudah kita yakini kebenarannya dan menghindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan

c.  Tasamuh ( Toleran )

Apabila terjadi perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan maupun dalam persoalan kemasyarakatan dan kebudayaan kita harus berlapang dada, tidak terburu-buru menerima atau menolak pendapat orang lain. Namun terhadap sesuatu yang sudah kita yakini kebenarannya kita harus berpegang kepada keyakinan kita.

d.  Tawazun ( Seimbang )

Sikap ini memberikan tuntunan kepada kita agar selalu menjunjung tinggi syariat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan prinsip keseimbangan.Seimbang antara dunia dan akhirat

5.   DASAR BERPIJAK AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Ahlus Sunnah Wal Jama’h adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu berpegang teguh pada :

a.   Al Qur’an

Karena islam adalah wahyu yang bersumber dari Alloh sedangkan Al Qur’an adalah firman Alloh, maka sudah tentu pedoman hidup kita harus berpegang teguh kepada kitabullah.

b.   Sunnah Rosul

Al Qur’an bersifat global dan tidak rinci, karena itu Rosulloh diberi tugas untuk menjelaskan secara gambling agar umatnya dapat mengerjakan perintah Allah secara benar

c.    Ijma’ Para Sahabat

Golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpegang teguh pada sunnah sahabat Karen beberapa pertimbangan antara lain

Para sahabat hidup sezaman dengan Rosullah, sehingga mereka mendengar langsung sabda Rosullah, melihat dan menghayati.

Banyak hadits yang menjelaskan kemampuan para sahabat dalam menghayati dan mengamalkan ajaran islam bahkan menganjurkan umat islam untuk mengikuti jejak langkah para sahabat.

d.  Qiyas ( Analog )

Qiyas adalah menetapkan hokum suatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya berdasarkan suatu hokum yang sudah ditentukan nash nya, karena persamaan antara keduanya.

Materi KE NU AN

A.     MABADI’ KHOIRU UMMAH
Secara harfiah berarti prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik. Pengertian lain adalah gerakan yang diarahkan pada semangat tolong-menolong dalam biodang ekonomi dengan meningkatkan pendidikan moral yang bertumpu pada tiga prinsip yaitu : Jujur , dapt dipercaya, dan tolong menolong.
Mabadi’ khoiru ummah meliputi lima butir yaitu :
  1. As Shidiqqu

         Mengandung arti kejujuan atau kebenaran, kesungguhan atau mujahadah, keterbukaan
2. Al Amanah wal Wafa bil Ahdli
                Mengandung arti dapat dipercaya dalam hal diniyah maupun ijtimaiyah, setia, patuh dan taat                     kepada Alloh dan pimpinan, tepat janji melaksanakan semua perjanjian baik yang dibuat sendiri                 maupun yang melekat pada kedudukannya sebagai mualaf
           3.   Al Adalah
                 Mengandung arti obyektif, proposional dan tat azas.
4.   At Ta’awun
                  Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Atau timba
 5.      Istiqomah
                   Tetap dan tidak begeser dari jalursesuai dengan ketentuan dari Allah dan Rosullah,
 B.     KHIITAH NU
Khittah NU berarti garis-garis pendirian, perjuangan dan kepribadian Nahdlatul Ulama baik yang berhubungan dengan keagamaan maupun urusan kemasyarakatan baik perorangan maupun organisasi.Fungsi garis-garis itu dirumuskan sebagai landasan berfikir, bersikap dan bertindak. Warga NU yang harus dicerminkan dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan.
C.     NU DALAM PERKEMBANGAN
Nahdlatul Ulama dalah organisasi sosial keagamaan yang hingga kini masih tetap kokoh dan berakar kuat terutama di pedesaan di pulau jawa dan Indonesia pada umumnya.Para pendirinya sendiri terdiri atas ulama pesantren yang derajat keilmuan agamanya tinggi dan kokoh dalam berpegang pada salah satu madzhab madzhab Ahluss Sunnah Wal Jama’ah. Faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan jiwa NU dan dipahami sebagai ajaran islam yang hakiki, nahkan mengilhami strategi dalam perjuangan NU. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang berintikan pertautan antara tauqid, fikih dan tasawuf. Tiga kesatuan inilah yang membetuk watak NU berbeda dengan organisasi islam lainnya. Nu selalu tampil fleksibel, toleran dan akomodatif baik dalam kehidupan sosial keagaman maupun kemasyarakatan.
Karena watak itulah seringkali NU menerima tuduhan sebagai oportunis, menurut kemauan penguasa dan menyenangkanpihak pemerintah.Tuduhan-tuduhan itu memng harus diterima NU sebagai kebenaran pandangan sepintas lalu.
Sehingga dalam pandangan selanjutnya akan diketemukan perubahan sikap aatau watak NU yang sangat bertentangan dengan yang biasa ditampilkan. Watak itu akan segera berubah jika persoalan yang diahadapi baik keagamaan maupun kemasyarakatan, tidak sedikitpun terpaut dengan nilai-nilai yang dianut NU

Dengan liku-liku perjuangan NU tersebut, membuat NU semakin kaya pengalaman dan mantab dalam perjuangannya. Juga tidak kalah pentingnya dengan adanya pertautan fiqih (Islam), Tasawuf (Ikhsan) dan Tauqid (Iman) yang menjadi pedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah NU, sehingga membentuk watak, karakter, serta pandangan NU dan warganya.