Senin, 23 Oktober 2017

Materi AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

1.   PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

Kalimat Ahlussunnah Waljama’ah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari tiga kata yaitu :
a.       Ahlun artinya : Golongan, keluarga, kelompok
b.       Assunnah artinya : sesuatu yang  berasal dari Rosullah bai barupa perkataan (qoulunnabi) perbuatan (fi’lunnabi), dan ketabahan nabi (taqrirunnabi)
c.        Al-Jama’ah artinya : Jamatus shohabah, Khulafaurrasyidin, Assawwadul ‘adhom (golongan mayoritas islam) Jadi pengertian Ahlussunnah Waljama’ah ialah: Golongan pengikut setia ajaran Islam yang murni sebagaiman siajarkan dan diamalkanoleh rosullah beserta para sahabatnya.

2.  ASAL MULA ISTILAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Istilah Ahlussunnah Waljama’ah dengan pengertian di atas berasal dari hadits rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani sbb:

Yang artinya: “telah berpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah berpecah belah umat Nasrani atas 72 golongan dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa” sahabat bertanya : siapakah yang selamat itu? Nabi menjawab : “Ahlussunah Waljama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah Ahlusunah Waljama’ah itu?” nabi menjawab : “apa yang aku perbuat hari ini dan para sahabatku”.
3.      LATAR BELAKANG KELAHIRAN AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH

Pada zaman Rasululah SAW tidak pernah timbul peredaan pendapat dikalangan umat Islam karena semua masalah dapat ditanyakan kepada Nabi dan langsung mendapat jawaban dari Nabi.

Dizaman Khulafaurrasyidin (11H- 14H) mulai timbul sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hokum rumah tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.

Perpecahan dikalangan umat Islam mulai timbul pada akhir pemerintahan Usman bin Afffan karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi asal Yaman yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi penndukung Ali bin Abi Tholib melahirkan golongan Syi’ah.

Pada tahun 37 H terjadilah perang shiffin antara ali dan Muawiyyah yang diakhiri dengan majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim memisahkan diri dari Ali dan mendirikan golongan khawarij.Mereka memandang bahwa pelaku majlistahkim hukumnya kafir.Berbagi macam kejadian tersebut adalah tumbuh dan berkembang sebenarnya karena persoalan politik.

Pada sat-saat yang demikian ini, maka ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang pada hakekatnya adalah ajaran islam yang dipraltekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya dipopulerkan kembali dan disistemkan oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan imam Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang aqidah, oleh Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali dalam bidang Syari’ah, oleh Imam Junaid al Baghdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang akhlak / tasawuf
4.  PRINSIP SIKAP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Sebagai gerakan pemelihara kemurnian ajaran islam, kaum Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip antara lain sebagi berikut :

a. At tawasuth ( Jalan Tengah )

Dengan prispip ini kita akan selalu mejadi kelompok yang dapat diterima oleh semua pihak dan selalu menghindari segala bentuk pendekatan bersifat ekstrim

b.   I’tidal ( Adil / Tegak Lurus )

Dengan sikap I’tidal kita harus berpegang kepada norma-norma yang sudah kita yakini kebenarannya dan menghindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan

c.  Tasamuh ( Toleran )

Apabila terjadi perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan maupun dalam persoalan kemasyarakatan dan kebudayaan kita harus berlapang dada, tidak terburu-buru menerima atau menolak pendapat orang lain. Namun terhadap sesuatu yang sudah kita yakini kebenarannya kita harus berpegang kepada keyakinan kita.

d.  Tawazun ( Seimbang )

Sikap ini memberikan tuntunan kepada kita agar selalu menjunjung tinggi syariat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan prinsip keseimbangan.Seimbang antara dunia dan akhirat

5.   DASAR BERPIJAK AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Ahlus Sunnah Wal Jama’h adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu berpegang teguh pada :

a.   Al Qur’an

Karena islam adalah wahyu yang bersumber dari Alloh sedangkan Al Qur’an adalah firman Alloh, maka sudah tentu pedoman hidup kita harus berpegang teguh kepada kitabullah.

b.   Sunnah Rosul

Al Qur’an bersifat global dan tidak rinci, karena itu Rosulloh diberi tugas untuk menjelaskan secara gambling agar umatnya dapat mengerjakan perintah Allah secara benar

c.    Ijma’ Para Sahabat

Golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpegang teguh pada sunnah sahabat Karen beberapa pertimbangan antara lain

Para sahabat hidup sezaman dengan Rosullah, sehingga mereka mendengar langsung sabda Rosullah, melihat dan menghayati.

Banyak hadits yang menjelaskan kemampuan para sahabat dalam menghayati dan mengamalkan ajaran islam bahkan menganjurkan umat islam untuk mengikuti jejak langkah para sahabat.

d.  Qiyas ( Analog )

Qiyas adalah menetapkan hokum suatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya berdasarkan suatu hokum yang sudah ditentukan nash nya, karena persamaan antara keduanya.