A. MABADI’
KHOIRU UMMAH
Secara harfiah
berarti prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik. Pengertian lain adalah
gerakan yang diarahkan pada semangat tolong-menolong dalam biodang ekonomi
dengan meningkatkan pendidikan moral yang bertumpu pada tiga prinsip yaitu :
Jujur , dapt dipercaya, dan tolong menolong.
Mabadi’ khoiru
ummah meliputi lima butir yaitu :
- As Shidiqqu
Mengandung
arti kejujuan atau kebenaran, kesungguhan atau mujahadah, keterbukaan
2. Al Amanah wal Wafa bil Ahdli
Mengandung arti dapat
dipercaya dalam hal diniyah maupun ijtimaiyah, setia, patuh dan taat kepada
Alloh dan pimpinan, tepat janji melaksanakan semua perjanjian baik yang dibuat
sendiri maupun yang melekat pada kedudukannya sebagai mualaf
3. Al Adalah
Mengandung
arti obyektif, proposional dan tat azas.
4. At Ta’awun
Tolong
menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Atau timba
5. Istiqomah
Tetap
dan tidak begeser dari jalursesuai dengan ketentuan dari Allah dan Rosullah,
B. KHIITAH NU
Khittah NU
berarti garis-garis pendirian, perjuangan dan kepribadian Nahdlatul Ulama baik
yang berhubungan dengan keagamaan maupun urusan kemasyarakatan baik perorangan
maupun organisasi.Fungsi garis-garis itu dirumuskan sebagai landasan berfikir,
bersikap dan bertindak. Warga NU yang harus dicerminkan dalam tingkah laku
perorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan.
C. NU DALAM PERKEMBANGAN
Nahdlatul Ulama
dalah organisasi sosial keagamaan yang hingga kini masih tetap kokoh dan
berakar kuat terutama di pedesaan di pulau jawa dan Indonesia pada umumnya.Para
pendirinya sendiri terdiri atas ulama pesantren yang derajat keilmuan agamanya
tinggi dan kokoh dalam berpegang pada salah satu madzhab madzhab Ahluss Sunnah
Wal Jama’ah. Faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan jiwa NU dan dipahami
sebagai ajaran islam yang hakiki, nahkan mengilhami strategi dalam perjuangan
NU. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang berintikan pertautan antara tauqid,
fikih dan tasawuf. Tiga kesatuan inilah yang membetuk watak NU berbeda dengan
organisasi islam lainnya. Nu selalu tampil fleksibel, toleran dan akomodatif
baik dalam kehidupan sosial keagaman maupun kemasyarakatan.
Karena watak
itulah seringkali NU menerima tuduhan sebagai oportunis, menurut kemauan
penguasa dan menyenangkanpihak pemerintah.Tuduhan-tuduhan itu memng harus
diterima NU sebagai kebenaran pandangan sepintas lalu.
Sehingga dalam
pandangan selanjutnya akan diketemukan perubahan sikap aatau watak NU yang
sangat bertentangan dengan yang biasa ditampilkan. Watak itu akan segera
berubah jika persoalan yang diahadapi baik keagamaan maupun kemasyarakatan,
tidak sedikitpun terpaut dengan nilai-nilai yang dianut NU
Dengan liku-liku perjuangan NU tersebut, membuat NU semakin kaya pengalaman dan mantab dalam perjuangannya. Juga tidak kalah pentingnya dengan adanya pertautan fiqih (Islam), Tasawuf (Ikhsan) dan Tauqid (Iman) yang menjadi pedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah NU, sehingga membentuk watak, karakter, serta pandangan NU dan warganya.